Saturday, December 29, 2007

Tembang Leo Kristinan


Jerat menjerat dalam lingkaran/komedi badut-badut/di mana diri seorang pemimpin/di mana diri seorang pemimpin ,LAGU bertajuk "Komedi Badut Pasar Malam" itu menutup sebuah perhelatan musik, Senin (24/9) malam lalu. Lagu itu seolah-olah menajdi cermin bagi masyarakat, baik pemimpin, penyair, maupun yang mengaku diri satria. Itulah salah satu ciri khas lagu-lagu Leo Kristi.
Malam itu, sebuah pementasan musik sederhana digelar untuk menghormati Leo Kristi. Ya, Leo Kristi adalah legenda di dunia musik. Dia bisa pula disebut maestro musik Indonesia.
Tujuh seniman dari Kudus berkumpul untuk membawakan lagu-lagu Leo. Enam di antara mereka masih berusia muda dan kebanyakan belum pernah mendengar lagu Leo. Cuma satu orang yang telah menjadi pengagum Leo Kristi sejak muda. Dialah Sugiharto. Pemilik Padepokan Seni Murni Asih, tempat pergelaran tersebut, mengakui telah lama merindukan kesempatan untuk melagukan karya Leo Kristi.
Dibantu dua seniman dari Semarang, Widyo "Babahe" Leksono dan Yoyok, berlangsunglah pementasan musik yang membawakan sepuluh lagu tersebut. Karakter vokal Sugiharto, Babahe, dan Yoyok memang tepat untuk membawakan lagu-lagu Leo. Mereka juga membawa spirit Leo Kristi lewat alat-alat musik yang dimainkan.
Meski hanya berlatih tiga hari, semua tampak sudah bersenyawa dalam bermusik. Yoyok dan Sugiharto berkali-kali menunjukkan keahlian memetik gitar. Babahe sesekali bermain-main dengan recorder.
Pertunjukan malam itu terasa lengkap dengan duet Indah dan Dina. Dina tampil memesona saat membawakan "Nyanyian Maria". Suaranya yang tinggi seakan-akan menyayat langit yang dipenuhi awan hingga menurunkan gerimis.
Ya, gerimis yang datang malam itu membuat suasana makin syahdu. Apalagi acara malam itu juga diisi pembacaan puisi. Dua penyair dari Kudus, MM Bhoernomo dan Jumari HS, membawakan karya mereka.
Tampil pula para penulis muda. Ya, ya, siapa pun yang hadir mungkin tak berkehendak malam itu segera berakhir. Mereka seperti ingin terus menyanyikan tembang-tembang Leo Kristi. (Adhitia Armitrianto-53)
Suara Merdeka, Kamis, 27 September 2007

No comments: